السلام عليكم ورحمة الله وبركاته selamat datang di "HANIVA TARJUMAN MELATI" "

Wednesday, August 22, 2012

Kajian Kitab al-Ajrumiyah bag: 4





والفعل يعرف بقد والسين و سوف وتاء التأنيث الساكنة. والحرف ما لا يصلح معه دليل الإسم ولا دليل الفعل.
Artinya: “Dan kalimah fi’il itu dapat diketahui dengan (masuknya) “Qad” (telah), dan “sin” (tanfis) dan “sawfa” dan huruf “Ta Tanits”. Dan kalimah huruf itu adalah kalimah yang tidak bias dimasuki oleh ciri-ciri isim maupun cirri-ciri fi’il”

Kalimah Fi’il (kata kerja).
            Kalimah Fi’il mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
  • 1      Dapat dimasuki (diawali) oleh “قد “ yang secara harfiyah berarti “telah”, jika yang    diawali itu Fi’il Madhy maka akan memberikan makna “sungguh”. Contoh:
قد قرأت القرآن  (baca; “QAD QARA’TUL QUR’ANA”) artinya: “Aku sungguh telah membaca al-Qur’an”
Tetapi jika yang diawali oleh قد  itu Fi’il Mudhari’  maka maknanya adalah “terkadang”. Contoh: قد يذهب أحمد الى السوق (baca; “QAD YADZHABU AHMADU ILA SSUQI”) artinya: “Terkadang Ahmad pergi ke pasar”.

Monday, August 20, 2012

Kajian Kitab al-Ajrumiyah bag: 3




فالإسم يعرف بالخفض والتنوين ودخول الألف واللام, وحروف الخفض وهي: من و إلى وعن وعلى وفي و ربّ والباء والكاف واللام, وحروف القسم وهي : الواو والباء والتاء.
Artinya: “maka isim itu dapat diketahui dengan I’rab khafadh dan tanwin dan (masuknya) alif dan lam, dan huruf-huruf khafadh itu: “min” (dari), dan” ila” (ke/ kepada), dan” ‘an” (dari), dan “‘ala” (atas), dan “fi” (di/ di dalam), dan ”rubba” (beberapa), dan “ba” (BACA “bi” artinya: dengan), dan “kaf” (BACA “ka” artinya: seperti), dan “lam” (BACA “li” artinya: untuk/ milik). Dan huruf-huruf qasam (sumpah yang berarti: demi) itu: wau, dan ba d an ta”

            Pembahasan kita selanjutnya tentang ciri-ciri kalimah isim, isim mempunyai lima ciri yang membedakannya dengan kalimah yang lain. Cirri-ciri tersebut adalah:

Sunday, August 19, 2012

Ngaji Nahwu? Kitab Apa?


           Tulisan ini dibuat untuk menanggapi pertanyaan salah seorang teman tentang bagaimana mempelajari ilmu nahwu yang benar dan kitab apa yang tepat dijadikan rujukan dasar?


            Ilmu nahwu sudah menjadi menu wajib yang harus disajikan di setiap pesantren, hampir tidak ada satu pesntren pun yang tidak mengajarkan bidang keilmuan tersebut. salah satu alasannya adalah; agar setiap santri mampu dengan sendirinya membaca dan memahami isi kitab kuning (kitab gundul).