السلام عليكم ورحمة الله وبركاته selamat datang di "HANIVA TARJUMAN MELATI" "

Sunday, August 19, 2012

Ngaji Nahwu? Kitab Apa?


           Tulisan ini dibuat untuk menanggapi pertanyaan salah seorang teman tentang bagaimana mempelajari ilmu nahwu yang benar dan kitab apa yang tepat dijadikan rujukan dasar?


            Ilmu nahwu sudah menjadi menu wajib yang harus disajikan di setiap pesantren, hampir tidak ada satu pesntren pun yang tidak mengajarkan bidang keilmuan tersebut. salah satu alasannya adalah; agar setiap santri mampu dengan sendirinya membaca dan memahami isi kitab kuning (kitab gundul).


           Banyak kitab-kitab yang menjadi dasar pelajaran nahwu, salah satunya yang cukup populer adalah kitab matan al-Ajrumiyah atau lebih dikenal dengan Jurumiyah (seperti yang sedang dalam tahap pengkajian di blog ini). Pada dasarnya apapun kitab yang menjadi dasar ilmu nahwu itu tak perlu dipersoalkan, hal ini tentunya berkaitan erat dengan taraf kemapuan para santri dan adat kebiasan daerah dimana pesantren tersebut berada. contohnya; di daerah pandeglang Banten, sebelum seorang santri ngaji kitab al-Ajrumiyah mereka diharuskan mengkaji kitab al-'Awamil terlebih dahulu dengan alasan agar lebih mudah memahami pelajaran yang terkandungan dalam kitab al-Ajrumiyah. tetapi tidak sedikit pesantren yang langsung menerapkan matan al-Ajrumiyah sebagai kitab dasar.
         
           Ada beberapa alasan kenapa kitab matan al-Ajrumiyah dijadikan pelajaran dasar ilmu nahwu, antara lain:
  • Isi kitab yang tidak terlalu tebal sehingga memungkinkan setiap santri untuk menghapalnya.
  • Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti.
  • Pembahasannya yang cukup sistematis dan tidak bertele-tele.
  • Lebih mudah diterapkan dalam praktek baca kitab kuning.
          Namun demikian tidak sedikit pula yang menganggap perlunya penyederhanaan pembahasan dari kitab Jurumiyah tersebut, karena semakin jauh bab atau fasal yang dipelajari sebenarnya semakin sulit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat memahami semua isinya.


          Seiring perkembangan zaman yang menuntut penerapan yang lebih praktis, mulailah bermunculan berbagai metode pangarajan ilmu nahwu. hal itu dilakukan agar setiap santri bisa lebih mudah memahami dan menerapkannya, sehingga mereka akan lebih cepat mampu membaca kitab kuning.

          Pada dasarnya apapun kitab yang dijadikan pedoman dasar itu tidak masalah selama bisa mempermudah pencapaian hasil yang diharapkan dan tetap mendatangkan nilai keberkahan.

          
(haniva)

No comments: