السلام عليكم ورحمة الله وبركاته selamat datang di "HANIVA TARJUMAN MELATI" "
Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

Friday, July 13, 2012

Abu Musa Al-Asy'ary


Abu Musa al-Asy‘ari

SANG PENGAMBIL KEPUTUSAN


Beliau seorang sahabat dari keturunan Asy‘ari, bernama Abdullah dan ayahnya bernama Qays ibn Sulaim ibn Hidldlâr ibn Harb, ibunya bernama Dzubayyah bint Wahab seorang wanita dari daerah ‘Akk yang masuk Islam dan wafat di Madinah. Para ahli sejarah berbeda pendapat apakah Abu Musa ikut hijrah ke Habsyi atau tidak? Abu Umar ibn Abdul Barr[1] berkata: yang benar Abu Musa setelah kedatangannya ke Makkah Abu Musa kembali ke negerinya dan berjanji kepada orang-orang dari bani Abdi al-Syams bahwa ia akan kembali lagi. Di sana ia tinggal beberapa hari sampai pada suatu hari datanglah rombongan dengan menggunakan sebuah kapal kaum Asy‘ari dan ia pun ikut dengan rombongan tersebut bersama 50 orang lainnya. Dan akhirnya angin membawa mereka ke negeri raja Negus, mereka pun sepakat untuk mengeluarkan Ja’far dan rombongannya agar menaiki kapal tersendiri, kemudian kedua kapal (kapal kaum Asy‘ari dan kapal Ja‘far) itu berangkat menghadap baginda Nabi saw. pada saat kemenangan perang Kaibar. Diceritakan bahwa kapal kaum Asy‘ari terbawa angin hingga ke negeri Habsyi, dan akhirnya mereka menetap di sana beberapa saat. Ketika rombongan Ja‘far hendak berangkat meneruskan perjalanan mereka pun ikut serta. Oleh karena itu, Ibnu Ishaq berpendapat bahwa Abu Musa ikut hijrah ke Habsyi. Wallahu A‘lam.
Abu Musa sendiri adalah seorang pemberani, terpandang dan seorang penunggang kuda yang handal, hal ini ditegaskan oleh hadis Nabi saw., “Pemimpin ahli berkuda adalah Abu Musa.”
            Abu Musa datang ke Bashrah sebagai gubernur pada tahun 17 H, menggantikan gubernur al-Mughirah. Dalam hal ini khalifah Umar menulis surat perintah kepadanya yang berisi, “Berangkatlah engkau ke Ahwaz” maka beliau pun segera berangkat ke negeri yang dituju dan dapat menguasainya dengan jalan damai. Setelah itu, Abu Musa juga dapat menguasai Isfahan pada tahun 23 H.[2]         
            Beliau juga orang yang dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi gubernur di Zubaid dan ‘And. Pada masa Umar ia diangkat sebagai gubernur Bashrah, beliau juga menyaksikan wafatnya Abu Ubaidah ibn al-Jarrah di Syam.
            Abu Musa adalah seorang sahabat yang mempunyai suara merdu, memikat orang yang mendengarnya, dan beliau juga sebagai pengambil keputusan dari pihak Ali pada saat terjadi tahkim dan berhadapan dengan ‘Amru ibn al-‘Ash sebagai delegasi Mu‘awiyah. Dia mengusulkan agar kedua orang itu (Ali dan Muawiyah) dicopot dari jabatannya sebagai khalfiah. ‘Amru memintanya untuk berbicara terlebih dahulu, Abu Musa pun maju dan mengatakan, “Sesungguhnya aku mencopot Ali dan Muawiyah.” belum sempat beliau menyelesaikan bicaranya tiba-tiba ‘Amru naik dan langsung berbicara, “Sesungguhnya aku mencopot Ali dan menetapkan Muawiyah.” Saat itu beliau merasa bahwa ‘Amru telah memperdayanya. Ia lalu mengasingkan diri ke Bait al-Haram dan menetap di sana hingga wafatnya. Semoga Allah merahmatinya. []




[1] al-Istî‘âb,  (3/ 979).
[2] Asad al-Ghâbah, (4/ 62).

kitab ABU MA'SYAR AL-FALAKY


DESKRIPSI KITAB "Abu Ma'syar Al-falaki"
Kitab "Abu Ma'syar Al-Falaky" atau kitab Ilmu Falaq Abu Ma'syar adalah buah karya Abu Ma'syar al-Falaki seorang astrolog muslim berkebangsaan Persia. Sesuai dengan bidang keilmuan yang digelutinya, kitab ini menjabarkan tentang astronomi dan pengaruh-pengaruh buruj (zodiak)  dalam kehidupan manusia, pengobatan serta ilmu hikmah dengan gaya bahasa indah.

perbintangan dan nama-nama bulan dlam kitab ini dikaitkan dengan nama-nama bulan Koptik (Mesir kuno) .