Anda pasti tidak asing lagi dengan istilah
"suul khatimah", ya, jika diterjemahkan berarti "akhir
yang buruk". Suul khatimah tidak serta merta terjadi pada
seseorang tanpa adanya sebab-sebab tertentu, nah, sebab-sebab inilah yang harus
menjadi perhatian kita agar terhindar dari hal tersebut.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang jatuh
pada akhir yang buruk/ suul khatimah dan salah satu penyebab terbesar
adalah rusaknya 'akidah, jika sudah demikian maka orang tersebut sangat
membutuhkan pertolongan Allah Swt.
Hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya suul
khatimah adalah;
1}. Cenderung dan amat tergantung pada dunia.2}. Berpaling dari sikap istiqamah.
3}. Terbiasa melakukan maksiat.
Saat kita sudah terbiasa melakukan
sesuatu maka lambat laun kita akan sangat tergantung padanya dan hal itu akan
selalu diingat hingga detik-detik terakhir menjelang kematiannya. Dalam kitab al-Bidayah
wa al-Nihayah Ibnu Katsir mengatakan: "Sesungguhnya dosa, maksiat dan
syahwat dapat membuat pelakunya kecewa ketika sedang menghadapi ajal, ditambah
lagi peran syetan terhadapnya. Dua kekuatan jahat itu berhimpun menghadapinya
saat keimanannya justru sangat lemah.
Akibatnya ia terjatuh pada akhir yang buruk (suul khatimah).”
Allah Swt berfirman: “setan itu
tidak mau menolong manusia” (al-Furqan: 29). Suul khatimah tidak
akan menimpa diri yang selalu bergantung kepada Allah lahir dan batin. Ucapan
dan perbuatannya senantiasa benar. Orang seperti ini tak pernah terdengar
mengalami suul khatimah menjelang kematiannya. Suul khatimah hanya
terjadi pada orang yang buruk lahir dan batinnya atau amal dan akidahnya. Juga
pada orang yang tak segan melakukan dosa besar dan kejahatan. Mungkin kondisi
seperti itu telah mengalahkan hatinya sehingga ia mati sebelum sempat
bertaubat.[1]
Oleh karena itu, seorang berakal patut selalu waspada agar
hatinya tidak cenderung kepada yang diharamkan. Seyogyanya ia senantiasa
menggerakkan lisan dan badannya untuk selalu ingat kepada Allah dan berusaha
selalu taat kepada-Nya pada setiap kesempatan. Semua itu untuk menghadapi suatu
saat jika terlewatkan niscaya ia akan sengsara selamanya.[]
{sumber; buku SEMAKIN TUA SEMAKIN MULIA.
Penerbit Zaman. Penulis Aiman Mahmud. Penerjemah Nurhasan Humaedi}.
[1] . Al-Bidayah
wa al-Nihayan, Ibnu Katsir: juz 9; hal. 123www.hanivatrjumanmelati.blogspot.com/search/label/KEISLAMAN
No comments:
Post a Comment