السلام عليكم ورحمة الله وبركاته selamat datang di "HANIVA TARJUMAN MELATI" "

Thursday, July 19, 2012

SEBAB-SEBAB TERJADINYA SUUL KHATIMAH


Anda pasti tidak asing lagi dengan istilah "suul khatimah", ya, jika diterjemahkan berarti "akhir yang buruk".  Suul khatimah tidak serta merta terjadi pada seseorang tanpa adanya sebab-sebab tertentu, nah, sebab-sebab inilah yang harus menjadi perhatian kita agar terhindar dari hal tersebut. 

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang jatuh pada akhir yang buruk/ suul khatimah dan salah satu penyebab terbesar adalah rusaknya 'akidah, jika sudah demikian maka orang tersebut sangat membutuhkan pertolongan Allah Swt.

Hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya suul khatimah adalah;
1}. Cenderung dan amat tergantung pada dunia.
2}. Berpaling dari sikap istiqamah.
3}. Terbiasa melakukan maksiat.

Saat kita sudah terbiasa melakukan sesuatu maka lambat laun kita akan sangat tergantung padanya dan hal itu akan selalu diingat hingga detik-detik terakhir menjelang kematiannya. Dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah Ibnu Katsir mengatakan: "Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat dapat membuat pelakunya kecewa ketika sedang menghadapi ajal, ditambah lagi peran syetan terhadapnya. Dua kekuatan jahat itu berhimpun menghadapinya saat keimanannya  justru sangat lemah. Akibatnya ia terjatuh pada akhir yang buruk (suul khatimah).”

Allah Swt berfirman: “setan itu tidak mau menolong manusia” (al-Furqan: 29). Suul khatimah tidak akan menimpa diri yang selalu bergantung kepada Allah lahir dan batin. Ucapan dan perbuatannya senantiasa benar. Orang seperti ini tak pernah terdengar mengalami suul khatimah menjelang kematiannya. Suul khatimah hanya terjadi pada orang yang buruk lahir dan batinnya atau amal dan akidahnya. Juga pada orang yang tak segan melakukan dosa besar dan kejahatan. Mungkin kondisi seperti itu telah mengalahkan hatinya sehingga ia mati sebelum sempat bertaubat.[1]  

Oleh karena itu,  seorang berakal patut selalu waspada agar hatinya tidak cenderung kepada yang diharamkan. Seyogyanya ia senantiasa menggerakkan lisan dan badannya untuk selalu ingat kepada Allah dan berusaha selalu taat kepada-Nya pada setiap kesempatan. Semua itu untuk menghadapi suatu saat jika terlewatkan niscaya ia akan sengsara selamanya.[]   


{sumber; buku SEMAKIN TUA SEMAKIN MULIA. Penerbit Zaman. Penulis Aiman Mahmud. Penerjemah Nurhasan Humaedi}.


[1] . Al-Bidayah wa al-Nihayan, Ibnu Katsir: juz 9; hal. 123www.hanivatrjumanmelati.blogspot.com/search/label/KEISLAMAN

No comments: